MAKALAH FILSAFAT ILMU RELASI KONSEPTUAL ILMU DAN AGAMA - FLANEURID

Latest

Kamis, 11 Maret 2021

MAKALAH FILSAFAT ILMU RELASI KONSEPTUAL ILMU DAN AGAMA

 

MAKALAH FILSAFAT ILMU RELASI KONSEPTUAL ILMU DAN AGAMA

 

MAKALAH FILSAFAT ILMU

RELASI KONSEPTUAL ILMU DAN AGAMA

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalh tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongannya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari masa jahiliyah ke masa islamiyah ini

Makalah “Relasi Konseptual Ilmu” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu. Penulis mengucapkan teerima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapan penulis ,semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banayak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kriti dan saran agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis memohonmaaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan berhubungan dengan relasi ilmu dan agama.

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 2

2.1 Persoalan Dikotomi...................................................................... 2

2.2 Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Agama..................................... 3

2.3 Islamisasi dalam Ilmu Pengetahuan............................................ 4

2.4 Sekularisasi dalam Ilmu Pengetahuan........................................ 5

BAB III PENUTUP............................................................................ 7

3.1 Kesimpulan................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 8

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap manusia di dunia ini sudah diwajibkan menuntut ilmu sejak keluar dari rahim hingga masuk ke liang kubur. Dengan ilmu akan membedakaan kita dengan yang lain, semakin tinggi ilmu pengetahuan yang kita miliki maka semakin tinggi pula derajat kita di hadapan-Nya dan martabat kita. Pendidikan merupakan bagian dari proses mencari ilmu. Pendidikan juga penting untuk didapatkan supaya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Mencari ilmu tidak hanya di dalam kelas dengan mempelajari ilmu seperti matematika, bahasa, dan teknologi. Tetapi mencari ilmu juga mempelajari ilmu agama juga agar kita tidak bertentangan dengan perintah yang telah ditetapkan oleh-Nya. Sering kali ilmuwan banyak yang membahas hubungan ilmu pengetahuan dengan agama dikarenakan ilmu pengetahuan berusaha mencari sebuah kebenaran dengan menggunakan dengan metode ilmiah sedangkan agama berusaha mengungkapkan dan membenarkan suatu kebenaran dari wahyu.

 

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.     Apa itu persoalan dikotomi ilmu dan agama?

2.     Apa yang dimaksud integrasi ilmu dan agama?

3.     Apa itu sekularisasi?

4.     Apa itu islamisasi ilmu dan agama?

 

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu. Adapun tujuan lainnya adalah untuk memberikan informasi, menambah wawasan, dan pengetahuan pembaca mengenai relasi konseptual ilmu dan agama.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persoalan Dikotomi Ilmu dan Agama

Dikotomi adalah pembagian dua bagian, pembelahan dua, bercabang dua bagian. Atau biasa juga diartikan sebagai pembagian dua kelompok yang saling bertentangan. Sedangkan dikotomi ilmu adalah pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum. Secara terminologis dikotomi dipahami sebagaipemisahan ilmu dan agama yang kemudian menjadi fenomena dikotomik-dikotomik lainnya, seperti dikotomi ulama dan intelektual, dikotomi dalam dunia pendidikan islam dan bahkan dikotomi dalam diri muslim. Dilihat dari pemaknaan diatas dikotomi pendidikan islam adalah pembagian sistem pendidikan yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu pendidikan umum dan pendidikan islam ini akan mengakibatkan punahnya peradaban islam.

Adapun faktor-faktor munculnya dikotomi ilmu yaitu dikarenakan penjajahan bangsa barat terhadap dunia islam. Ketika dunia muslim takluk dengan kekuasaan imperialisme barat, umat muslim dipaksa mengikuti budaya-budaya barat hingga budaya itu juga mendominasi pendidikan sekolah pada dunia muslim. Maka dari itu, integrasi ilmu yang sudah ada tidak bisa dipertahankan lagi dan ini juga sebagai dampak dari budaya barat yang memberikan ajaran untuk memisahkan antara ilmu dan agama. Dan akhirnya dunia islam memisahkan kajian ilmu dan teknologi dengan keagamaan.

Modernisasi juga sebagai faktor terjadinya dikotomi ilmu. Menurut Zianuddin, adanya modernisasi islam sebagai bukti adanya perpaduan ideologi yaitu teknikisme dan nasionalisme. Teknikisme muncul sebagaireaksi terhadap dogma,sedangkan nasionalisme ditemukan di eropa dan diinjeksikan secara paksa pada rakyat. Faktor lain penyebab adanya dikotomi ilmu dalamislam adalah kurangngya kesadaran umat islam bahwasannya semua ilmu pengetahuan bersumber pada Al- Qur’an.Memang didalam Al-Qur’an tidak dijeaskan secara terperinci hanya sebuah prinsip agar umat islam dapat mempunyai tekad yang kuat dan menerapkan isikandungan Al-Qur’an terhadap masalah masalah yang terjadi saat ini dan dari situ islamjuga menganggap penting ilmu pengetahuan.

Banyak dampak negatif yang didapatkan karena adanya dikotomi ilmu terlihat dari seseorang yang mempunyai ilmu agama yang baik karena mengenyam pendidikan di sekolah agama.Namun pada umumnya tertinggal dibidang iptek dikarenakan beban pelajaran agama yang lebih dominan dari pada di bidang iptek, dan sebaliknya seseorang yang mahir dalam bidang sains dan teknologi namun ilmu agamanya sangat minimum dikarenakan pendidikan yang mengenalkan perkembangan teknologi yang lebih dominan dari pada agamanya.

2.2 INTEGRASI ILMU DAN PENGETAHUAN

Integrasi menurut kamus besar bahasa indonesia, integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Kemitraan yang lebih sistematis dan eksensif antara sains dan agam dapat terjadi dikalangan yang mencari titik temu diantara keduanya. Berbicara tentang ilmu pasti ada kaitannya dengan agama, padahal keduanya banyak yang berpendapat saling bertentangan. Islam dalam kajiannya bahwa kebenaran berasal dari Tuhan. Kebenaran agama berasaldari Allah yang kemudian kebenaran itu berwujud firman (wahyu qawli). Sedangkan kebenaran sains berasal dari realitas empiris (kauni). Denganhal itu, kebenaran antara keduanya sama sama berasal dari Allah dan tidak akan berbeda apalagi bertentangan.

Jika kita membicarakan integrasi ilmu pengetahuan dan agama maka hal yang berkaitan dengan ini adalah islamisasi yang biasanya objek dari pengislaman adalah manusia. Apabila pengislaman menggunakan objek ilmu pengetahuan, menurut faruqy bahwa adanya hubungan yang timbal balik antara relitas dan aspek kewahyuan, maka dari itu satiap umat muslim dalam memahami kewahyuan harus didasari dengan ilmu pengetahuan, jika umat mulim tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memahami kewahyuan maka umat islam akan tertinggal. Karena faktanya ilmu pengetahuanlah yang membuat peradaban manusia berkembang seiring berkembangnya zaman. Agama pun juga ikut mengambil peran dalam perkembangan zaman. Agama membantu ilmu pengetahuan dalam hal meyelesaikan masalah masalah yang konkret dengan tetap bersikap manusiawi.

Adanya IAIN dan STAIN menjadi UIN adalah sebuah upaya dalam pengintegrasian ilmu umum dan agama yang mana halnya menjawab masalah dikotomi ilmu. Lahirnya IAIN, STAIN, dan UIN akan memunculkan sebuah paradigma baru dikarenkan variabel keilmuannya yang menuntut urusan dengan realitas hidup dan realitas manusia, tetapi juga menyangkut realitas teks sebagaimana ilmu ilmu keislaman. Dengan adanya pengintegrasian ilmu umum dan ilmu agama adalah untuk menempatkan kembali ilmu pengetahuan dan ilmu agama dalam kedudukan yang proporsional. Kemunculan strategi integrasi ini dikarenakan modernisme menempatkan ilmu umum lebih dominan dari pada ilmu agama yang akan mengakibatkan masalah krusial bagi peradaban manusia.

Dalam tanggapan lain,integrasi sains dan agama adalah sebuah upaya untuk mendialogkan antara sains dan agama dan mempejelas keilmuan yang sudah ada dengan dalil dalil dalam Al-Qur’an, maupun sebaliknya menjadikansains sebagai penjelas terhadap Al-Qur’an. Integrasi keilmuan merupakan hal yang penting dalam menjawab permasalahan yang ada di zaman modern ini. Dan halyang harus diperhatikan dalam integrasi ilmu dan agama adalah bukan berarti memaksakan ajaran agama normatif-doktriner ke dalam ilmu pengetahuan. Integrasi dapat dilakuakan secara dialektis yaitu integrasi dalam kurikulum pada pembelajaran di sekolah dan integrasi sikap ilmuwan  dalammengembangkan keilmuan islam.

2.2 ISLAMISASI DALAM ILMU PENGETAHUAN

Sebelum kita membahas islamisasi dalam ilmupengetahuan alangkah baiknya kta membahas sedikit tentang bucallisme. Bucallisme sendiri adalah sebuah pendekatan ulang hubungan antara Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an mengandung informasi tentang ilmu pengetahuan. Kedua kebanyakan informasi ilmu pengetahuan dalamAl-Qur’an sesuai dengan ilmu pengetahuan modern dan karenanya masuk akal. Ketiga karena informasi sains dalam Al-Qur’an didukung oleh ilmu pengetahuan modern, maka islam adalah agama yang logis dan saintifis. Padahal pahamini seharusnya dikritsi lebih lanjut.

Dampak adanya paham bucallisme pada banyak ilmuawan islam di seluruh negara sangatlah besar. Banyak ilmuwan melakukan pencrian kebenaran ilmiah dan tidak selalu berhasil bahkan ada yang kecewa pada paham tersebut.Sebenarnya kekcewaan tersebut dikarenakan perspektif yang keliru bahwa al Qur’an mengandung jawaban semua masalahyang dihadapi manusia. Yang benar adalah Al-Qur’an hanya mengandung masalah dalam garis besar. Maka dari itu untuk menjadikan realitas ini kita harus berupaya memberi kejelasan terhadap dunia modern ini.

Dapat kita ketahui bahwa kenangan manis ilmuwan islam pada masa lalu dapat mengantar kita dalam membangun sebuah keyakinan bahwa umat islam dapat menjadi garis terdepan dalam ilmu pengetahuan. Kenangan ini seharusnya dapat menjadi pelajaran dan menumbuhkan kesadaranbahwa kita harus mengmbil peran penting yang telah diberikan Allah kepada umatnya menjadi pemimpin dalam segala bidang, khususnya ilmu pengetahuan. Dengan melihat sejarah terssebut, islamisasi ilmu pengetahuan adalah proses pengembalian atau pemurnian ilmu pengetahuan pada prinsip yang hakiki, yaitu tauhid,kesatuan makna kebenaran, dan kesatuan sumber ilmu pengetahuan.

Menurut Mulyanto ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan islamisasi ilmu pengetahuan: Pertama, Ilmu pengetahuan dikembangkan dan dipahami ke arah dimana dicapai secara terus menerus pengertian yang lebih baik, bahwa Allah adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan yang akan meningkatkan derajat di mata Allah. Oleh karena itu kita akan dipandang oleh scientistme sebagai penganut ilmu pengetahuan yang agamis dan kita sebagai umat islam harus kuat dengan prinsip bahwa Allah adalah sumber dari segala sumber ilmu yang akan menghadapi sekularisme yang sedang terjadi di masa modern ini. Kedua, membebaskan ilmu pengetahuan dari paham sekularisme. Melalui prinsipini tidak hanya kebenaran ilmiah dan kebenaran religius saja tetapi adanya kebenaran tunggal. Hasil hasil ilmu pengetahuan dan hasil interpretasi wahyu menyatu dan tidak ada pertentangan. Ketiga menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan. Prinsip ini menjadikan kedua sumber ilmu mempunyai kedudukan yang sama anatara Al-Qur’an dengan fenomena alam (ayat yang tak tertulis). Dan jika belum ada kesesuaian, maka kesalahan terdapat pada interpretasi manusia itu sendiri.

2.3 SEKULARISASI PADA ILMU PENGETAHUAN

Secara ontologis, sekularisasi ilmupengetahuan berartimembuang segalayang bersifat religius dan mistis,karena dipandang tidak relevan dalam ilmu. Mitos dan religi disejajarkan dan dipandang sebagai pra ilmuyang hanya bergayut dengan intuisi (dunia rasa). Sehingga sekularisasi bisa juga disebut dengan desakralisasi (melepaskan diri dari segala bentuk yang bersifat sakral).

Sekularisme ilmiah memandang bahwa alam ini tidak mempunyai tujuan dan maksud, karena alam adalah benda mati yang netral. Tujuannya sangat ditentukan oleh manusia. Pandangan ini menyebabkan manusia dengan segala daya yang dimiliki mengeksploitasi alam untuk kepentingan manusia semata. Sebuah disiplin ilmu juga hendak dipertahankan keobjektifan tujuan maka segala yang terkait dengan agama, pandangan hidup, tradisi, dan semua yang bersifat normatif dihindari guna menjaga realitas ilmu sebagai sesuatu yang independen, otonom, dan objektif.

Secara formal epistimologi sekularisasi ilmu pengetahuan berbentuk rasionalisme dan empirisme. Dimana memandang ilmu pengetahuan berdasarkan pengamatan empiris dan menelaah secara rasiobukan keyakinan “iman” sebagai penilai. Sesuai dengan epistimologi sekularisme yakni rasionalisme dan empirisme membuat sekularisme harus memperthankan keobjektifan tujuannya dengan mentaati aturannya sendiri dengan menghindarkan ilmu pengetahuan selalu terkait dengan agama, pandangan hidup, tradisi dan semua yang bersifat normatif guna menjaga realitas ilmu pengetahuan sebagai suatu yang independen dan objektif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas  yang telah diuraikan penulis , dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Dalam mempelajari ilmu pengetahuan adalah semata-mata karena Allah dan selalu mengharapkan ridhonya.

2.     Sains dan Agama adalah dua hal yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Meskipun ilmu dan agama berbeda yaitu mindset dasar keduanya yang berbeda. Dalam dunia keilmuwan ketidakpercayaan (sebelum terbukti) adalah keutamaan, sedangkan agama kepercayaanlah yang utama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://www.google.com/amp/s/abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/05/30/dikotomi-ilmu-dan-solusinya/amp/

https://www.kompasiana.com/miftahul71450/5df72e2ed541df05be796632/ilmu-filsafat-dan-agama-hubungan-ilmu-filsafat-dan-agama?page=all

https://m.liputan6.com/citizen6/read/516369/ppi-wilayah-hadhramaut-diskusi-dikotomi-ilmu-pengetahuan#:~:text=Faktor%20lain%20dari%20penyebab%20munculnya,telah%20termaktub%20dalam%20Al%2DQuran.&text=Sebagian%20ada%20yang%20berpendapat%20agar%20menyertakan%20porsi%20ilmu%20agama%20dengan%20umum

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ariog/integrasi-ilmu-dan-agama_54f932b1a333112d3c8b4de9

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/erinanovanti0878/5d136ff30d82301e44364f23/ilmu-filsafat-dan-agama

https://www.researchgate.net/publication/317608344_SEKULARISASI_DAN_ISLAMISASI_ILMU_PENGETAHUAN

https://www.google.com/amp/s/mashuriweblog.wordpress.com/2007/01/26/islam-science-dan-bucaillisme/amp/

http://utamikarthikha.blogspot.com/2014/11/sekularisasi-ilmu-pengetahuan.html?m=1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar