KOMODO TERANCAM PROYEK “JURASSIC PARK” - FLANEURID

Latest

Jumat, 12 Maret 2021

KOMODO TERANCAM PROYEK “JURASSIC PARK”

 Komodo Terancam Proyek “Jurassic Park”

KOMODO TERANCAM PROYEK “JURASSIC PARK”

 

            Proyek “Jurassic Park” yang tengah dibangun di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menjadi sorotan publik. Tidak hanya media lokal saja, tetapi juga ada beberapa media luar negeri yang turut mengangkat topik aktual ini. Pasalnya pembangunan “Jurassic Park” ini dianggap merusak habitat komodo yang berakibat pada terganggunya kelangsungan hidup komodo. Proyek ini juga dianggap telah menyia-nyiakan upaya Indonesia dalam menjaga keletarian komodo yang telah berlangsung sejak 40 tahun silam. Hal ini mengakibatkan pemerintah mendapat banyak kritik dari berbagai media dan kalangan.

            Pada tahun 1980 Taman Nasional Komodo didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya dan pada 6 Maret 1980 kawasan tersebut ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo yang kemudian dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977. Tak hanya itu, UNESCO juga telah menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1991. Menurut data pemerintah, populasi komodo di Indonesia saat ini sekitar 3.000 ekor. Panjang komodo mencapai hingga tiga meter, memiliki gigi melengkung dan bergerigi, lidah bercabang kuning, anggota badan yang kuat, dan ekor yang panjang. Namun terlepas dari upaya perlindungan ini, pada Oktober 2019, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana yang dinilai kontroversial. Presiden Joko Widodo berencana mengubah Situs Warisan Budaya Dunia tersebut menjadi objek wisata bergaya ala “Jurassic Park”. Pada awal September 2020, arsitek yang terlibat dalam proyek ini membagikan video rendering yang menampilkan rencana pembangunan objek wisata dengan disertai musik dari film “Jurassic Park”.

Pembangunan proyek “Jurassic Park” ini tentu saja menuai banyak kontra dan komentar negatif, terutama dari masyarakat kecil Indonesia yang merasa sangat dirugikan. Mereka menilai bahwa proyek ini hanya menguntungkan pemerintah dan para investor saja. Pun ada beberapa yang dengan lantang menyuarakan bahwa pemerintah lebih memperhatikan peningkatan perekonomian negara dengan berinvestasi ketimbang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Bahkan ada warganet yang melihat hal ini sebagai tanda awal kepunahan komodo. Saat ini kondisi Pulau Rinca semakin menyedihkan. Yang semula tidak ada truk masuk, kini mulai berlalu lalang di sana, jelas untuk menyukseskan proyek pemerintah ini. Truk-truk tersebut mulai mengikis habis tanaman di Taman Nasional Komodo dan meratakan tanah. Bahkan kabar terbarunya sudah mulai berdiri pondasi bakal dari proyek yang dibranding “Jurassic Park”. Berita ini mulai menjadi perbincangan sejak beredar foto sebuah truk yang akan melintas, namun seolah dihadang oleh seekor komodo. Foto tersebut diunggah di Twitter oleh akun @KawanBaikKomodo yang diberi hashtag #savekomodo pada Senin (26/10) pagi yang kemudian menjadi trending. Beredarnya potret truk yang dihadang oleh seekor komodo itu memicu luapan amarah tentang ancaman yang dirasakan terhadap habitat alami spesies yang rentan tersebut.

Hashtag #savekomodo ini sontak penuh dengan komentar warganet yang menyayangkan pembangunan proyek “Jurassic Park” karena diperkirakan akan mengganggu habitat asli komodo. “Indonesia lagi krisis gini, tempat wisata malah di obrak-abrik gajelass, bikin ini lah itu lah smpe ngancurin habitat hewan. Hewan aja gak ganggu manusia, ini kenapa manusia ganggu kehidupan hewan? Indonesia tuh maunya apa sih? #savekomodo,” cuit akun Twitter @sojusake_. Juga ada satu akun Twitter yang berharap dunia mengecam pembangunan proyek ini. “#savekomodo aku harap seluruh negara di dunia mengecam apa yang dilakukan pemerintah yang mencoba membuat jurassic park di Pulau Komodo. Biar malu,” ujar akun @coffeemarksman yang meluapkan emosi dan kekewaannya terkait pembangunan proyek ini.

            Meski pun telah mendapat banyak protes dari masyarakat luas dan warga sekitar Pulau Komodo, namun pemerintah belum memenuhi permintaan warga soal kesepakatan tertulis sebelum pengerjaan proyek pembangunan “Jurassic Park”. Salah satu warga Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Sumardin (32) mengatakan bahwa hingga kini belum ada kesepakatan hitam di atas putih yang diinginkan warga sebagai syarat pemugaran di Resort Loh Buaya. Padahal, kata Sumardin, pembicaraan mengenai itu telah dilakukan kedua pihak sebelum proyek dimulai. “Masyarakat menginginkan ada kesepakatan tertulis, terutama dalam pembangunan itu. Pertama, kalau sekilas saya dapatkan bahwa pembangunan itu disetujui oleh syarat-syarat yang diajukan oleh pihak masyarakat,” ujar Sumardin pada Senin (26/10). Tidak terpenuhinya permintaan ini semakin menambah kekecewaan warga.

            Beredarnya berita ini secara global tidak terlepas dari adanya perkembangan teknologi sebagai dampak dari globalisasi. Kita bisa mengetahui berita aktual seperti ini melalui media sosial dan layanan internet. Pembangunan proyek “Jurassic Park” tentunya juga terlaksana karena bantuan alat transportasi modern dan tenaga ahli untuk desain proyek. Hal ini adalah tanda mulai berlakunya globalisasi di berbagai sektor yang didorong oleh faktor kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apa pun dapat diketahui dan terlaksana lebih cepat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi akan menciptakan alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, aman, dan murah. Bahkan sekarang ini, setelah adanya internet, mulai berkembang media sosial yang memudahkan penggunanya berkomunikasi langsung dengan orang lain di belahan dunia mana pun seolah sedang bertatapan langsung. Ini diibaratkan bahwa dunia semakin mengecil setelah adanya teknologi.

            Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti pembangunan proyek “Jurassic Park” ini sebelumnya juga diramalkan oleh Alvin Toffer. Menurutnya, akibat progres teknologi, akan terjadi kejutan-kejutan masa depan yang akan melahirkan revolusi baru. Ia mengatakan bahwa revoluasi informasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi akan membentuk wajah baru, yaitu masyarakat global lantaran tidak ada sekat yang mengaburkan batas-batas suatu negara. Berjalannya proyek ini yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi di berbagai bidang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh George Ritzer. Ia membuat dua asumsi berkaitan dengan globalisasi, yaitu perkembangan awal komunikasi global berkembang melalui beragam media, terutama televisi dan internet serta terbentuknya kesadaran global sebagai hasil akhir globalisasi.

            Pembangunan objek wisata ala “Jurassic Park” merupakan bagian dari program investasi pariwisata pemerintah Indonesia. Tujuannya tidak lain adalah dapat menciptakan “Bali Baru” di seluruh wilayah, meski pun pandemi Covid-19 hingga kini belum berangsur membaik. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak globalisasi dapat membantu untuk segera menyelesaikan proyek ini. Belum ada langkah lebih lanjut dari pemerintah Indonesia terkait belum dikabulkannya permintaan warga sekitar Pulau Komodo. Warga hanya dapat menunggu bukti dari janji yang telah disepakati tersebut. Walau begitu beberapa pihak terkait telah mendiskusikan solusi atas masalah ini agar tidak terjadi polemik dan menambah krisis kondisi negara. Mengingat banyaknya komentar warganet yang menilai negatif proyek ini, mereka hanya bisa berharap agar pemerintah Indonesia lebih mendengarkan suara rakyat dan mempertimbangkan kembali pembangunan tersebut dengan memikir pihak-pihak yang tedampak di segala aspek, serta agar pemerintah segera mengambil langkah paling bijak dalam membangun proyek ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar