Prinsip Fisika Dalam Penerbangan - FLANEURID

Latest

Senin, 13 Januari 2020

Prinsip Fisika Dalam Penerbangan


PRINSIP FISIKA DALAM PENERBANGAN


Proses bagaimana pesawat dapat terbang erat kaitannya dengan beberapa konsep fisika, antara lain Prinsip Bernoulli, Hukum 3 Newton dan efek coanda, berikut penjelasannya :

Prinsip Bernoulli

Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan fluida (untuk ketinggian yang relatif sama), maka tekanannya akan mengecil sehingga terjadi perbedaan antara tekanan udara dibawah sayap dengan tekanan udaraa diatas sayap. Hal tersebut yang menciptakan gaya angkat. Selain itu, Sayap pesawat juga memiliki kontur potongan melintang yang unik yaitu airfoil. 

Pada airfoil, permukaan atas sedikit melengkung membentuk kurva cembung, sedangkan permukaan bawah relatif datar. Bila udara mengenai kontur ini, maka udara bagian atas akan memiliki kecepatan lebih tinggi daripada udara bagian bawah.



Penampang dan diagram aliran angin di sekeliling sayap pesawat

Gambar. Penampang dan diagram aliran angin di sekeliling sayap pesawat

Selain itu jika kita mengmati penampang melintang sayap pesawat, kita dapati bahwa bidang sayap pesawat tidaklah sejajar dengan tubuh pesawat, tetapi agak miring di bagian depan (yang disebut sebagai angle of attack) dengan sudut sekitar 4 derajat untuk pesawat-pesawat kecil. Dengan bentuk seperti ini, udara yang dilintasi pesawat akan sedikit ‘tertahan’ di bagian bawah sayap, yang akhirnya mendorong sayap ke atas. Prinsip-prinsip inilah, dengan sedikit kontribusi prinsip Bernoulli, yang menjadi faktor utama di balik terbangnya sebuah pesawat.

Hukum 3 Newton

Hukum III Newton menekankan pada prinsip perubahan momentum manakala udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap pesawat. 

Dari prinsip aksi reaksi, muncul gaya pada bagian bawah sayap yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan sayap untuk membelokkan udara. Bentuk sayap air foil membuat udara yang mengalir di atas ‘diarahkan’ sehingga secara umum lebih banyak udara yang dihembuskan ke arah bawah”. Dari fakta ini, sesuai hukum III Newton, dengan adanya udara yang dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di bawah pesawat akan ‘balas mendorong’ pesawat.

Efek Coanda

Efek Coanda menekankan pada beloknya kontur udara yang mengalir di bagian atas sayap. Bagian atas sayap pesawat yang cembung memaksa udara untuk mengikuti kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut dimungkinkan karena adanya daerah tekanan rendah pada bagian atas sayap pesawat . Perbedaan tekanan tersebut menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan gaya angkat.

Gaya –Gaya yang bekerja 

Gaya-gaya aerodinamika ini meliputi Gaya angkat (lift), Gaya dorong (thrust), Gaya berat (weight), dan Gaya hambat udara (drag). Gaya-gaya tersebutlah yang mempengaruhi terbang semua benda-benda di udara, seperti burung-burung yang bisa terbang atau pesawat
  • Gaya dorong (Thrust), dihasilkan oleh mesin (powerplant)/ baling-baling. Gaya ini kebalikan dari gaya hambatan (drag). 
  • Gaya hambatan (Drag), arahnya kebelakang disebabkan oleh gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain. 
  • Gaya berat (Weight), merupakan gabungan dari berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Gaya berat menarik pesawat ke arah bawah karena dipengaruhi gaya gravitasi bumi. 
  • Gaya angkat (Lift), dihasilkan dari efek dinamis udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift dari sayap.

force of flight



Gaya angkat pesawat terbang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 
  1. Sudut pertemuan antara sayap dan udara, gaya angkat akan makin besar jika sudut pertemuan antara sayap dan udara makin besar. 
  2. Massa jenis udara, semakin besar nilai massa jenis udara makin besar pula gaya angkatnya 
  3. Kecepatan pesawat relatif terhadap udara, semakin cepat gerak pesawat maka semakin besar gaya angkat yang dihasilkan. 
  4. Desain airfoil 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar